Senin, 09 November 2015

MIX (Campuran) pembelajaran SKI



Dalam proses pembelajaran, metode mempunyai peranan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.

a. Metode Iqro’
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur'an yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab Iqro’ dari ke-enam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar Al-Qur'an.
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak mem-butuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekan-kan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur'an dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro’ adalah:
1.      Kelebihan
  1. Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan santri yang dituntut aktif.
  2. Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) privat, maupun cara eksistensi (santri yang lebih tinggi jilid-nya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).
  3. Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan peng-hargaan.
  4. Bila ada santri yang sama tingkat pelajaran-nya, boleh dengan sistem tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.
  5. Bukunya mudah di dapat di toko-toko.
2.      Kekurangan
a.       Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini.
b.      Tak ada media belajar
c.       Tak dianjurkan menggunakan irama murottal.

b. Metode Al-Baghdad
Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia.
Cara pembelajaran metode ini adalah:
-          Hafalan
-          Eja
-          Modul
-          Tidak variatif
-          pemberian contoh yang absolute

Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurang-an, yaitu:
1.      Kelebihan
  1. Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.
  2. Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
2.      Kekurangan
  1. Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja.
  2. Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.
  3. Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.

c. Metode An-Nahdhiyah
Metode An-Nahdhiyah adalah salah satu metode membaca Al-Qur'an yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan Ma’arif Cabang Tulungagung. Karena metode ini merupakan metode pengembangan dari metode Al-Baghdady, maka materi pembelajaran Al-Qur'an tidak jauh berbeda dengan metode Qira’ati dan Iqro’. Dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Al-Qur'an pada metode ini lebih menekankan pada kode “Ketukan”.
Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para santri, yaitu:
  1. Program buku paket  yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk mengenal dan memahami serta mempraktekkan mem-baca Al-Qur'an
  2. Program sorogan Al-Qur'an yaitu program lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk meng-antarkan santri mampu membaca Al-Qur'an sampai khatam.
Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakannya atau ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru metode An-Nahdhiyah.
Dalam program sorogan Al-Qur'an ini santri akan diajarkan bagaimana cara-cara membaca Al-Qur'an yang sesuai dengan sistem bacaan dalam membaca Al-Qur'an. Dimana santri langsung praktek membaca Al-Qur'an besar. Disini santri akan diperkenalkan beberapa sistem bacaan, yaitu  tartil, tahqiq, dan taghanni.

d. Metode Jibril
Terminology (istilah) metode jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Al-Qur'an yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah dilatar belakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Al-Qur'an yang telah diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam Taufiqur-rohman) sebagai pencetus metode jibril, bahwa teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq dan tartil.

e. Metode Qiro’ati
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Ahrom (sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem Qa'idah Qira’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah membaca Al-Qur'an yang langsung memasukkan dan mempraktek-kan bacaan tartil sesuai dengan qa'idah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qira’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
Santri/ anak didik dapat naik kelas/ jilid berikutnya dengan syarat:
1.      Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas.
2.      Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah/TPA.

1. Prinsip –prinsip dasar Qiro’ati
  1. prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru/ustadz yaitu:
-          Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
-          Daktun (tidak boleh menuntun)
  1. Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
-          CBSA : Cara belajar santri aktif.
-          LCTB  : Lancar cepat tepat dan benar.
2. Strategi mengajar dalam Qiro’ati

Dalam mengajar Al-Qur'an dikenal beberapa macam stategi. Yaitu:
1.       Strategi mengajar umum (global)
a.       Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
b.      Klasikal Individu  yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.
c.       Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan menyimak  bacaan Al-Qur'an orang lain.
2.       Strategi mengajar khusus (detil)
Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan syarat-syaratnya. Dan strategi ini meng-ajarkannya secara khusus atau detil. Dalam mengajar-kan metode qiro’ati ada I sampai VI yaitu:
  1. Jilid I
Jilid I adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Al-Qur'an. Apabila Jilid I lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula, guru harus memperhatikan kecepatan santri.
  1. Jilid II
Jilid II adalah lanjutan dari Jilid I yang disini telah terpenuhi target Jilid I.
  1. Jilid III
Jilid III adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada bacaan panjang (huruf mad).
  1. Jilid IV
Jilid ini merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan bertajwid.
  1. Jilid V
Jilid V ini lanjutan dari Jilid IV. Disini diharapkan sudah harus mampu membaca dengan baik dan benar
  1. Jilid VI
Jilid ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Juz 27.

Juz I sampai Juz VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga disini guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-target itu tercapai. Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihannya :
1.      Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Al-Qur'an secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Al-Qur'andengan tajwidnya itu fardlu ain.
2.      Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.
3.      Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.
4.      Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika lulus test.
Kekurangannya:
Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun.

F. Metode Al-Barqy
Kelebihan metode ini sebagai berikut :
a.       Guru dapat mengajarkan Al Qur’an lebih praktis dan lebih cepat
b.      Mengurangi kejenuhan siswa, karena pembelajarannya lebih singkat.
c.       Tidak berjilid-jilid.
Demikian paparan mengenai metode pembelajaran Al Qur’an metode Al barqy. Semoga menambah khazanah pengetahuan bapak ibu pengajar Al Qur’an, demi terciptanya Generasi  Qur’ani.

G. Metode tilawati
Tilawati adalah merupakan salah satu di antara metode pengajaran Al Qur'an. Tilawati menawarkan suatu sistem pembelajaran Al Qur'an yang yang mudah, efektif dan efesien demi mencapai kualitas bacaan, pemahamanan dan implementasi Al Qur'an.


SK : Kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan / atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional
KD : Sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyususnan indikator kompetensi
INDIKATOR : Sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyususnan indikator kompetensi
DISCOVERY : Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.
Metode discovery mempunyai beberapa kelebihan diantaranya:
        1.      Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya
        2.      Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena kelemahan dalam pengertian, ingatan dan transfer.
        3.      Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
        4.      Metode ini memungkinkan siswanya dengan cepat dan sesuai dengan kecepatan sendiri.
        5.      Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
        6.      Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
        7.      Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
        8.      Membantu siswa mengembangkan skeptisme (keragu-raguan) yang sehat kearah kebenaran yang final dan tertentu atau pasti (Hamalik, 1986: 121)
Ada beberapa kelemahan metode discovery, yaitu sebagai berikut.
        1.      Metode ini berdasarkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. Di pihak lain justru menyebabkan akan timbulnya kegiatan diskusi.
        2.      Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumla.h siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
        3.      Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
        4.      Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
        5.      Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
        6.      Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan bagi berfikir yang akan ditemukan oleh siswa telah dipilih lebih dahulu oleh guru, dab proses penemuannya adalah dengan bimbingan guru (Hamalik, 1986: 122).

KONSTRUKTIVISME : Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk berpikir dan mengkonstruksi dalam memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama sehingga didapatkan suatu penyelesaian yang akurat (Saefudin: 2008).
kelebihan dalam metode pembelajarn konstrutivistik:
  1. Berfikir artinya, Dalam proses membina pengetahuan baru murid diajarkan berfikir untuk menyelesaikan masalah atau sebuah studi kasus dan dapat mengembangkanya menjadi sebuah ide atau membuat keputusan.
  2. Faham artinya, Dalam proses pembelajaran murid harus terlibat langsung dalam mengembangkan sebuah pengetahuan baru, sehingga peserta didik akan lebih faham dan boleh mengaplikasikanya dalam sebuah situasi.
  3. Daya ingat artintya, pada dasarnya dalam proses belajar murid harus terlibat secara langsung dengan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama semua konsep yang ada yakni dengan cara murid melakukan pendekatan membina sendi kehafaman mereka. Dengan cara itu mereka akan yakin dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
  4. Kemahiran sosial artinya, dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh apabila seorang murid berinteraksi dengan guru dan rekan dalam membina pengetahuan baru.
  5. Seronok artinya, dalam proses belajar yang benar peserta didik pastinya akan terlibat secara terus menerus dan semakin lama mereka akan faham, ingat, dan lebih yakin dalam memutuskan sebuah pengetahuan baru. Apabila peserta didik melakukan interaksi secara sehat dengan guru atau rekan, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.
kelemahan yang perlu diperhatikan antara lain:
  1. Kadang guru itu tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan misalkan guru tidak pernah memberi kesempatan pada peserta didiknya untuk menyelesaikan suatu masalah atau berdiskusi sehingga peserta didik hanya mendapat pembelajaran yang itu-itu saja, jadi pola pikir peserta didik tidak berkembang.
  2. Tidak semua guru atau pendidik itu mempunyai karakter atau sifat yang sama, pada dasarnya guru hanya memberi penjelasan saja saat pembelajaran sehingga peserta didik dituntut untuk hanya memahami saja tanpa terlibar secara langsung dalam mengaplikasikan sebuah situasi baru.
  3. Membahas tentang sifat seorang guru, guru seharusnya tidak berperan sebagai orang yang kaku dan harus ditakuti, guru seharusnya berperan sebagai teman bagi peserta didiknya sehingga peserta didik dapat beriteraksi dengan baik dalam membina pengetahuan baru.
  4. Pada dasarnya guru itu dijadikan sebuah panutan bagi peserta didiknya maka dari itu guru tidak diwajibkan memberi contoh yang negativ kepada peserta didiknya, kadang ada guru yang memiliki sifat yang buruk yaitu sering berkata kotor atau kasar di depan peserta didiknya, itu sangat dilarang dalam aturan etika seorang guru, karena apabila itu dihadapkan pada anak usia sekolah dasar sangat tidak pantas untuk dilakukan.
  5. Apabila peserta didik tidak dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka daya ingat dan pengetahuan peserta didik tidak akan berkembang dengan baik, dan apabila diberi materi baru pasti materi sebelumnya akan dilupakan
INQUIRY : Suryosubroto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Inquiry merupakan perluasan proses discovery, yang digunakan lebih mendalam,  inkuiry yang dalam bahasa Inggris Inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.
Kelebihan strategi pembelajaran inquiry meliputi sebagai berikut:
1)        Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif.
2)         Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.
3)        Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
4)        Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru yang menguasai kelas.
5)        Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
6)       Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Kelemahan Strategi Pembelajaran Inquiry:
1) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
2)   Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi, bila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.
3)  Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya.
4)    Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
5)      Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang kurang aktif.
PROBLEM SOLVING : Menurut Hamalik, Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.
Kelebihan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut.
(1) Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis.
(2) Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi.
(3) Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek.
(4) Mendidik siswa percaya diri sendiri.
Kelemahan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut.
(1) Memerlukan waktu yang cukup banyak.
(2) Kalau di dalam kelompok itu kemampuan anggotanya heterogen, maka siswa yang pandai akan mendominasi dalam diskusi sedang siswa yang kurang pandai menjadi pasif sebagai pendengar saja.
PAKEMI : adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Islami. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
KELEBIHAN PAKEM
  1. Pakem merupakan pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup
  2. Dalam pakem siswa belajar bekerja sama
  3. Pakem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
  4. Pakem mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses
  5. Pakem menghargai potensi semua siswa
  6. Program untuk meningkatkat pakem disekolah harus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya
  7. Peserta didk akan lebih termotovasi untuk belajar karena adanya variasi dalam proses pembelajaran
  8. Peserta didik dapat lebih mengembangkan dirinya
  9. Peserta didik tidakjenuh dengan pembelajarn di kelas
  10. Peserta didik dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya
  11. Mental dan fisik peserta didik akan terasah secara optimal
KEKURANGAN PAKEM
  1. Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki / perempuan, pintar/kurang pintar,social,ekonomi tinggi/rendah
  2. Pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup
  3. Pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat duduk,kegiatan yang dilakukan siswa sering kali belum mencerminkan belajar kooperatif yang benar
  4. Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran pakem yang baik
  5. Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang cenderung seragam
  6. Pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang sebagian besar pertanyaanya bersifat tertutup
  7. Guru harus meyiapkan pembelajaran yang lebih dari sekedar ceramah, maka dibutuhkan alat dan bahan yang lebih pula untuk melaksanakan pembelajaran tersebut
  8. Guru harus bisa mengcover semua kebutuhan siswa baik dari segi mental maupun fisik
  9. Sarana dan prasarana harus memadai, sehingga sekolah-sekolah yang berada di daerah sulit untuk mengembangkan PAKEM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar