Dahsyatnya Sinar
yang Redup
Bunda...
Kau arungi samudera kehidupan ini
Bagai ibarat para pengembara
Kau rawat titipan Rabb mu
Kau jaga seorang yang lemah tak
berdaya
Siapakah selama ini yang
bertahun-tahun kau rawat ?
Siapakah titipan Rabb mu yang lemah tak
berdaya itu ?
Itulah aku, ya aku dengan sejuta
kekurangan
Aku tahu setiap tetesan keringatmu,
setiap peluhmu,
Dan setiap tangis yang menetes di
kedua bola mata indahmu itu
Adalah sejuta kasih sayang dan
segudang cinta kasihmu untukku
Iringan do’a dalam setiap sholatmu
Menjadikanku seorang pribadi yang
tegar melawan kerasnya hidup ini
Setiap lantunan ayat suci yang ku
dengar dari mulutmu
Membuat air mataku tak kuasa menetes
Kata yang kerap sering ku dengar
dimasa kecil
“Sholat dulu nak !”
Ya, kata itu yang sampai sekarang
selalu terngiang dibenakku
Bunda...
Seringkali aku
membantah perintahmu
Seringkali aku
menghiraukan nasihatmu
Terkadang rasa
penyesalan selalu menghantuiku,
Saat kau telah
tiada
Sesekali hati
ini tersenyum dikala mengingat sikapmu
Karna saat itu
aku sangat merindukanmu
Sesekali juga,
hati ini menangis saat ku mengenangmu
Karna saat itu
kau tak berada disampingku
Sesekali juga
aku pejamkan kedua mataku
Karna saat itu
aku merasa kau terasa ada didekatku
Kau telah berada
dihatiku untuk selamanya
Tak ada yang
tersisa lagi untukku
Selain
kenangan-kenangan indah bersamamu
Bunda...
Mata indah yang denganmu aku biasa
melihat keindahan cinta
Mata indah yang dahulu adalah milikku
Kini semuanya terasa jauh
meninggalkanku
Kehidupanku terasa kosong tanpa
kehadiranmu
Hati, cinta, dan rinduku adalah
milikmu
Cinta dan kasih sayangmu takkan
pernah membebaskanku
Bagai mana mungkin aku terbang
mencari kasih sayang yang lain
Saat sayap-sayapku telah rapuh
karenamu, bunda
Cinta dan kasih sayangmu akan tetap tinggal
bersamaku
Hingga akhir hayat sampai kematianku
Hingga takdir Allah akan menyatukan
kita lagi dialam yang lain
Hati ini telah terpikat pada sosok
terang dalam kegelapan
Yang telah menghidupkan sinar hidupku
Aku tak akan pernah bisa menemukan
kasih sayang sehebat yang kau beri
Takkan pernah tertandingi oleh apapun
dalam jiwaku
Takkan pernah terganti,
Bagai pecahan logam mengekalkan
kesunyian, kesepian, kesendirian dan kesedihanku.
Created
by : Syifa Nurafiyah Mustaghfiroh
Puisi
Karangan: Syifa Nurafiyah Mustaghfiroh
Twitter:
@Syifa_fillah
Blogg:
syifanurafiyahmustaghfiroh.blogspot.com
Note: Menulis merupakan hobby aku di waktu senggang,
kebanyakan aku nulis puisi dari adaptasi nyata, tapi ada sih sedikit cerita
yang aku tulis dari adaptasi fiksi (khayalan) J